Rizieq Sebut 'Darurat Kebohongan', PDIP: Kita Terima Sebagai Pengingat

JAKARTA, - Habib Rizieq Shihab (HRS) menyebut negara dalam kondisi darurat kebohongan. Rizieq juga bicara soal revolusi akhlak. Politikus PDIP, Hendrawan Supratikno, menyebut pernyataan Rizieq tersebut hanya pengulangan dengan dibumbui.

"Itu pengulangan saja dengan dibumbui retorika baru. Pada 1977, Mochtar Lubis sudah menyatakan salah satu ciri manusia Indonesia adalah munafik," kata Hendrawan kepada wartawan, Rabu (20/7).

Hendrawan mengatakan bahwa masalah terberat Indonesia adalah melembagakan kepura-puraan.

"Saya juga menyebut masalah terberat bangsa kita adalah melembagakan kepura-puraan. Jadi ini tantangan kita bersama, bukan tudingan untuk kelompok tertentu. Jadi berlaku untuk 'kita', bukan untuk menghakimi 'mereka'," kata Hendrawan.

Hendrawan mengatakan bahwa pernyataan Rizieq tersebut sebagai pengingat agar tidak gemar mengkambinghitamkan orang lain.

"Jadi kita terima sebagai pengingat agar kita jangan gemar mengkambinghitamkan orang lain, sekaligus menguduskan diri sendiri," ujar Hendrawan.

Hendrawan juga sepakat dengan revolusi akhlak dan mental yang disebutkan oleh Rizieq. Menurutnya, 'darurat kezaliman' yang disampaikan Rizieq terlalu hiperbolis.

"Soal revolusi akhlak dan revolusi mental, kita setuju, dan itu jadi program penting dalam transformasi kebangsaan kita, dalam proses hijrah dari 'paradigma lama' menuju 'paradigma baru'," ujarnya.

"Soal 'darurat kezaliman', ini saya nilai diksi hiperbolis untuk 'ketidakadilan'. Seyogianya kita terus berlatih melihat persoalan secara objektif dan proporsional," ujarnya.



sumber: www.jitunews.com